Jernih
Malam itu Tetes hujan yang tersisa menemani pelukan kita Malam dingin yang hening Menunggu jarak antara kau dan aku ‘Aku berserah semakin malam’ Menghitung mundur, tak bisa tertidur Bayangan masa lalu menghampiri Saat kau hadir pertama kali di rumah ini Kau tahu perjalananku adalah perjalananmu Dan perjalananmu adalah perjalananku Kisahmu sejak saat itu jadi milikku Kisahku sepenuhnya pun jadi milikmu Aku menyaksikan pria yang semakin dewasa Membuka lembaran demi lembaran kehidupan Manusia tidak sempurna yang mau saling menerima Teman baik untuk bercerita segala Suami untuk berlayar sampai ombak dunia selesai Ayah untuk permata yang amat sangat berharga Malam itu Kau raih tanganku Hangat tubuhmu di sampingku Kita pejamkan mata bersama Sambil berpegang tangan erat Melepaskan hal-hal yang berat ‘Aku hanya ingin merasakan damai’ Hingga suatu hari nanti Kita berbaring bersebelahan lagi Entah di mana, di tanah bunga yang wangi Semoga kebaikan selalu menyertaimu Sabar selalu bertumbuh bersam...