Perjalanan Puisi

Perjalanan pulang seorang Putri dan buku puisi

Bumi merindukan hujan, begitu pula sebaliknya
Tapi hujan malu-malu, kelabunya menutup senja
Tak cerah namun tetap indah
Angin sepoi temani para pencari nafkah

Jakarta dan jam pulang kerja
Membawa kisah dan banyak cerita
Aku pulang sendiri ditemani puisi
Melahap setiap kata seakan santapan malam

Seketika terbuka ingatan akan pena di kamar tidur
Entah sudah berapa lama tak ku pakai tuk menyalin puisinya
Di lain sisi aku bermain dengan qwerty tak kenal kapan dan dimana
Aku tahu kami saling bersahut bukan melantur

Gelapnya, terangnya, memancarkan sumber mata kata untukku
Tenangku, riakku, menggerakkan ragam bahasa miliknya
Bagai penyair di dua benua berbeda
Jauh, dihalang batas

Buku bersampul putih di rumahku
Bersama 'Tidak Ada New York Hari Ini'
Ingin sekali ku masukkan kotak, ku ikat dengan pita emas
Tak luput setangkai mawar putih yang mungkin pernah membekas

Lalu ku layangkan puisi milikku dan miliknya
Sebuah perjalanan yang bisa ia baca atau kubur setelahnya
Wujud terima kasih atas segala yang ia beri
Kehadirannya menghidupkan inspirasi, bermakna dalam sanubari


Jakarta-Bogor, 24 November 2017
-PR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Monolog Harapan dan Kenyataan

Lirik Lagu 'The Rain' Oh Wonder dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia

Melodi dan Ingatan Pengantar Tidur