Monolog Harapan dan Kenyataan
Meski melakukannya tidak semudah menuliskan dan mengucapkannya, tapi aku berani bilang dan percaya bahwa jalan keluar terindah untuk semua ini adalah: ikhlas. Begitu kataku di salah satu tulisan yang aku buat tahun lalu. Masih aku lakukan sampai detik ini. Mencoba lapang dan berserah atas apa pun yang Tuhan tentukan. Meleburkan harapan sepenuhnya sampai hati ini tak tahu mau apa. Tapi aku manusia. Pernah hancur. Jadi, entah mana yang namanya lembar terakhir. Hari ini atau hari esok? Apakah kita sudah benar-benar tertutup atau masih harus menunggu? Aku rasa kita pernah sangat terbelenggu. Apakah masih atau tidak? Aku tak pernah dapat ide pokokmu. Selalu bermain dan bersembunyi di balik kata-kata. Kita saling bersandiwara. Kita kehilangan makna. Terbuai dalam asa yang katanya mati, tapi hei aku tahu kau juga manusia. Kecewaku tidak sendiri. Kita tak pernah coba untuk duduk di meja yang sama, meluruskan sudut pandang agar senantisa seimbang. Bukan untuk mengotak ngatik jalan ceri...
Komentar
Posting Komentar