Kemarau yang Mendamba Pelangi

Aku memupuk harapan pada bunga layu
Bercerita pada tanah kering tanpa daya
Bersabar dan selalu menunggu
Percaya bahwa tetes air itu ada

Aku mencari pelangi yang bersembunyi
Lelah, tertatih, hingga langkahku terhenti
Ku sadari musimku mesti berganti
Melepas penantiannya dan bergegas pergi

Hingga pada suatu senja ku dapati sebuah pertanda
Milyaran tetes air jatuh dari awan kelabu
Nampaknya sang hujan tak bisa menunggu lebih lama
Sirna sudah semua mimpi dan harapanku

Harusnya aku tahu tak akan ada pelangi di musim kemarau
Kini ku lepaskan pelangi itu hanya untuk kau
Untuk kau, hujan yang selama ini ku puja
Karena kau mampu mendatangkan pelangi yang ku damba

Setiap kilau warnanya kini hanya khayalan
Membuatku menerka-nerka sebuah keajaiban
Akankah pelangi itu menaungi dedaunan yang tertunduk lesu?
Salahkah aku bila masih terus menunggu?

Alam pasti lebih tahu waktu yang tepat
Aku yakin pelangi tak hanya muncul setelah hujan lebat
Boleh jadi kemarau singgah di celah musim penghujan atau sebaliknya
Boleh jadi mereka bertemu di persimpangan dan menatap pelangi yang sama

Namun bagaimana caranya? Aku tak boleh menelan ilusi
Biar saja kini hujan yang menikmati indahnya pelangi
Mungkin ia akan mengingatku lagi nanti
Kala ia rindukan hangatnya mentari



28 Juli 2015
PR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Monolog Harapan dan Kenyataan

Lirik Lagu 'The Rain' Oh Wonder dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia

Melodi dan Ingatan Pengantar Tidur