Sebaik-baik Selfie adalah Muhasabah Diri
Pekan lalu saya mengikuti event di atas, yang mana saat pertama kali tahu saya langsung antusias ingin daftar karena Insyaallah event tersebut bisa memberikan manfaat.
Langsung saja, saya salah satu fans nya Ust.Felix :D seorang Ustadz mualaf namun perjalanannya selama ini sudah memberikan banyak inspirasi dan motivasi. Beliau sangat berani dalam berdakwah. Sampai saya bisa menerapkan kalimat ini "Benar tetap benar walaupun sendirian." terlebih dalam istiqomah. Maksudnya kita benar-benar harus yakin dan mantapkan langkah dalam upaya mencapai ridho Allah SWT. Salah satu buku Ust.Felix yang berjudul "Yuk, Berjilbab!" pun berhasil menjadi salah satu faktor pendorong saya untuk memakai jilbab.
Di event #selfie tentunya saya pasti bertemu Ust.Felix, dan itu... menyenangkan. Selain ingin mengambil ilmu darinya dan beberapa pembicara lain memang hal yang ditunggu adalah bisa melihatnya secara langsung, sosok yang cukup berpengaruh, sosok yang selama ini hanya muncul di timeline facebook atau twitter saya sebagai pembagi dakwah rutin. Rasanya saya ingin mengucapkan terima kasih secara langsung padanya. Kehadiran saya di event tersebut mungkin bisa dibilang apresiasi untuk beliau, keluarga, dan para sahabatnya yang bersemangat membumikan syariat Islam, yang salah satu targetnya adalah para pemuda selaku penentu generasi di masa yang akan datang. Thank you Ustadz, you blow my mind.
Baiklah, seperti pemikiran awal saat mendaftar, benar saja sepulang dari event tersebut saya dibekali ilmu yang semoga selalu bermanfaat dan bisa saya terapkan.
Temanya saja #selfie. Bukan hal asing bukan di zaman sekarang? Apalagi untuk para remaja yang emang lagi seneng-senengnya selfie. Hijab Alila ga salah ambil tema ini, maksudnya untuk mengingatkan. Selfie bahkan sekarang sudah menjadi salah satu vocab baru yang masuk dalam Kamus Oxford. Apa sih selfie? Ringkasnya, seperti kita ketahui, selfie merupakan kegiatan memotret diri yang kemudian hasil jepretannya diunggah ke media sosial.
Ingat ya, tulisan ini dibaca untuk 'aku', untuk kalian sendiri. Maksudnya jangan menunjuk teman atau orang lain saat ada fakta-fakta yang dirasa benar atau 'aku banget'. Introspeksi diri saja, muhasabah. Iya, muhasabah yang artinya berintrospeksi. Ketika event berlangsung para audience diingatkan seperti ini. :)
Sudah tidak aneh, berfoto sana sini, kemudian upload/update di medsosnya masing-masing. Sebelum makan pun si makanan difoto terlebih dahulu kemudian share. Apalagi kalau makanannya mewah atau dari rumah makan yang mewah pula. Jalan-jalan dengan outfit terbaik, difoto, kemudian share. Apalagi ya? Banyak hal pokoknya. Hayo siapa yang pernah seperti itu? Lalu foto-foto tersebut tersebar di dunia maya, dilihat banyak orang, seolah-olah kita berlomba mendapatkan pujian, mendapatkan like terbanyak, dan... kepuasan tersendiri. Selfie memang terkadang menjadi hiburan, saat boredom menyerang, ada yang bilang seperti itu. Betul atau betul?
Setiap hal yang kita lakukan sebaiknya sertakan Allah di dalamnya. Sekarang, jika hal yang saya jabarkan di atas benar adanya, tujuannya apa? Flashback dulu ya. Pada zaman dahulu kala ada seorang lelaki tampan yang bernama Narsisus atau siapalah saya lupa *mohon maaf*, pokoknya nama dia itu yang memunculkan kata 'narsisme'. Setiap waktu ia bercermin pada sungai yang ada di depan halaman rumahnya. Sombong, iya. Padahal fisik bukanlah segalanya, hingga ia mati sia-sia karena tercebur ke dalam sungai tersebut saat ia sedang bercermin.
Kita berselfie-ria dan menyebarkannya secara mudah ke dunia maya yang kita sendiri pun tak tahu siapa saja yang bisa melihatnya, tujuannya... apa? Hal ini dikhawatirkan memunculkan sifat sombong, riya, ingin dipuji, dan lain sebagainya. Dikhawatirkan pula bisa membangkitkan syahwat apalagi untuk lawan jenis. Foto-foto pribadi yang sudah kita unggah pun berpeluang untuk disalahgunakan oleh orang jahil. Hal ini disampaikan khususnya untuk muslimah ya, karena perempuan begitu dimuliakan oleh Islam. Bayangkan untuk yang sudah bersuami, ketika memajang foto-foto dirinya sekalipun yang berhijab syar'i, apa kita tidak memikirkan suami? Foto diri kita dipandangi oleh kaum adam yang bukan muhrim kita. Memicu kecemburuan pada suami pula. Astaghfirullah. Meskipun tidak semua orang yang melihat begitu memperhatikan tapi lebih baik kita mencegah atau mengantisipasi kalau saja ada yang terbangkitkan syahwatnya, sekalipun komentarnya seperti ini "Subhanallah ukhti cantik sekali". Ingatlah yang halal bagi kita. Apalagi untuk yang masih single, justru lebih rawan dan dianjurkan untuk lebih menjaga diri. Jaga dirimu untuk yang halal bagimu. Sekali lagi fisik bukanlah segalanya. Jodoh terbaik tak kan mempersulit hal itu. Kata Ust. Felix, laki-laki malah lebih penasaran pada perempuan yang membuat penasaran. Seperti apa? Misalnya seperti akhwat yang tidak menggunakan foto pribadinya sebagai foto profile, tapi postingan atau tutur katanya terlihat begitu cantik. Banyak hal yang bisa lebih diterima oleh orang lain ketimbang memamerkan wajah cantik atau tubuh sexy. Semuanya tergantung niat, tergantung tujuan kita.
Selain membahas selfie yang sedang marak, dihadirkan pula beberapa pembicara yang merupakan selebriti yang namanya mungkin sudah tak asing lagi. Mereka adalah Sarah Vi, Yulia Rachman, Nuri Maulida, dan Lyra Virna. Mereka didatangkan untuk membahas kasus selfie dan menceritakan pengalaman hijrah mereka. Subhanallah, seperti yang kita ketahui mereka dulunya adalah artis-artis yang memakai jilbab saja tidak, tapi sekarang? Sudah syar'i semuanya. Hidayah memang bisa datang dari mana saja. Maka, jaga hidayah yang sudah Allah berikan, tidak semua orang mendapatkan hidayah dengan mudah. Saya akan ceritakan poin-poin dari masing-masing mereka.
Sarah Vi mendapatkan pencerahan dari banyak referensi. Ia sering membaca buku-buku Islam dan mendapatkan dorongan dari adiknya yang telah berhijab lebih dulu. Ia merasa tersentuh oleh adiknya dan anaknya sendiri yang menginginkan dirinya untuk berhijab. Akhirnya ia berhijab dan langsung syar'i. Ujian pasti ada. Semakin tinggi pohon semakin kencang anginnya. Dengan berhijab ia sampai ditinggalkan oleh teman-temannya yang masih berbalut kemewahan. Namun ia tak terpengaruh dan terus mencoba untuk istiqomah.
Yulia Rachman pun sama, terlihat lebih menyejukkan ketika sudah berhijab syar'i. Ia mengajarkan sesuatu, tentang pentingnya Allah di hati ini, di dalam hidup ini. Pastikan ada Allah, Allah lagi, dan Allah terus. Jangan lalai akan waktu di dunia, Allah punya perhitungan untuk semua yang sudah kita lakukan di dunia. Ingat tujuan akhir kita dimana. Ia juga mengajarkan tentang keikhlasan. Renungkan ini : Di dunia yang fana ini ada yang hilang dan tak pernah kembali, tapi DOA, selalu pergi dengan membawa harapan dan akan kembali dengan dijabah. :')
Nuri Maulida menyampaikan bahwa ia dulu sempat larut dalam kesibukan dunia sehingga di detik terakhir ayahnya di dunia ia tidak bisa menemani. Rasa penyesalan yang cukup dalam membuatnya sadar dan ingin lebih mendekatkan diri kepada Allah. Setiap ujian yang menimpanya pun dijadikan sebagai lahan pahala untuk menjadi pribadi yang sabar dan kuat. Dalam sesinya kita sedikit menyinggung tentang cinta, cinta kepada lawan jenis. Kegagalan dalam menjalin hubungan itu bukan hal yang jarang sekarang. Kembalilah pada keyakin kita, keyakinan kepada Allah. Sakit pasti, sedih iya, namun ikhlaskanlah, Allah pasti punya skenario terbaik untuk kita. Intinya bukan pada hal semacam ini saja, dalam menjalani hidup ini, apapun perkaranya kita memang harus yakin pada keputusan Allah. Jika kita masih merasa kecewa atau sedih karena apa yang kita harapkan tak sesuai dengan kenyataan, berarti kita belum menyertakan Allah dalam harapan kita.
Lyra Virna yang sekarang mungkin jarang muncul di layar kaca ternyata punya alasan. Seperti yang sudah disampaikan di atas. Semakin tinggi pohonnya, semakin kencang anginnya. Sebut saja ini ujian iman. Disaat banyak tawaran untuk bermain sinetron dengan episode yang panjang dan bayaran yang mahal, ia tetap istiqomah untuk menolaknya. Katanya ia tidak mau membayar apa yang sudah membahagiakannya di dunia dengan disiksa berpuluh-puluh tahun di neraka. Dalam hal ini ia disuruh untuk melepas jilbabnya, ia tidak mau membayar itu dengan rambutnya digantung atau dibakar saat hari pembalasan. Bacalah Al-Quran dan artinya, kemudian renungkan dan amalkan. "Kalian belum lihat neraka sih," katanya, sehingga tak ada rasa takut yang sampai membuat kalian menangis karena siksa neraka benar adanya, sangat pedih. Marilah perbaiki diri selagi masih muda.
---
Bukan mau ceramah, saya hanya review apa yang sudah saya dapatkan. Karena saya pun masih jauuuh dari kata saleha. Saya hanya muslimah biasa yang masih berproses, yang kadar imannya naik turun, yang masih termakan syahwat, dan belum sepenuhnya taat pada sang pencipta. Tapi apa salahnya dengan kata 'memperbaiki diri'. Memperbaiki diri bukan untuk manusia, tapi semata-mata untuk yang menciptakan manusia. Walaupun sulit dan penuh ujian, namun saya ingin selalu di jalanNya. Saya ingin menempatkanNya di hati saya yang paling dalam. Namun nyatanya, tak ada manusia yang sempurna.
Sekarang saya akan bahas dengan sudut pandang saya pribadi. Selfie adalah hal yang umum, tak bisa dihindari mengingat lingkungan sekitar memang sudah tunduk pada kecanggihan teknologi. Saya pun pernah melakukannya dan sepertinya belum bisa lepas begitu saja. Koreksi lagi niatnya. Naudzubillahimindzalik, jika saya memposting foto-foto yang menimbulkan rasa riya saya. Saya pikir, menapakkan kaki di tempat baru, hadir di acara yang tidak selalu bisa saya hadiri, melakukan kegiatan positif yang menyenangkan, dan adanya moment special saat berkumpul bersama teman dan keluarga sangat tak salah untuk diabadikan. Maka tak ragulah saya untuk menguploadnya di media sosial. Tak harapkan pujian, tapi terkadang kebahagian seperti yang tertangkap kamera meletup sehingga ingin ditunjukan pada dunia. Semoga bisa lebih membatasi diri, bisa memilah mana yang harusnya saya bagi, terlebih foto pribadi. Dulu sebelum saya berhijab saya pun suka mengupload foto-foto saya dengan rambut terurai saya, dengan pakaian saya yang masih menunjukan bentuk badan, menampakkan aurat, tapi rasanya dalam waktu dekat biarkan itu semua menjadi album pribadi.
Intinya, bersyukurlah atas segala apa yang Allah berikan. Nikmati hidup yang penuh kejutan ini, ikhlas dan sabar menghadapinya. Teruslah memperbaiki diri apalagi di usia kita yang masih muda ini. Tak ada kata terlambat apalagi Allah Maha Pengampun. Hargai setiap proses yang kita lewati agar bisa terus menyemangati diri sendiri. Tak ada yang sempurna. Kita manusia biasa setidaknya tahu tujuan akhir kita adalah akhirat dan kita akan kekal disana, bukan di dunia. Maka walaupun tergopoh-gopoh tetaplah berupaya menghindari apa yang dilarangNya dan menjalani apa yang diperintahkanNya. Mari kita bermuhasabah. Let Allah be the rule of our heart. :) semoga bermanfaat ya... ini ada foto hasil event #selfie Hijab Alila beserta Ust.Felix. :)
18 Desember 2014,
PR
Komentar
Posting Komentar