Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

She Prefers to Keep Her Promise

Maybe only two persons who know what the purpose of this passage. He is confused while she is crying all night long. It takes her energy and lose her mind. Actually she's so afraid of losing him but she remembers the quote "Don't be afraid to let the best pigeon.", but it doesn't always help. It isn't as easy as he thinks. How about their struggles? How about their desires to find a happiness, together? There's no guarantee that life is easy. It's intricated enough. She finally finds the same case like she had found before and she also has the same conviction. She prefers to keep her promise. A promise which is believed by her to save her life. Although once again, she must be haunted by the darkness but in the silence she wish that there will come the day when the lights come, burned by someone she waited. She keeps in faith. She wants to be a patient woman who can fix the rumpled yarns without cutting them. She has many reasons to walk on her way....

Sebaik-baik Selfie adalah Muhasabah Diri

Gambar
Pekan lalu saya mengikuti event di atas, yang mana saat pertama kali tahu saya langsung antusias ingin daftar karena Insyaallah event tersebut bisa memberikan manfaat. Langsung saja, saya salah satu fans nya Ust.Felix :D seorang Ustadz mualaf namun perjalanannya selama ini sudah memberikan banyak inspirasi dan motivasi. Beliau sangat berani dalam berdakwah. Sampai saya bisa menerapkan kalimat ini "Benar tetap benar walaupun sendirian." terlebih dalam istiqomah. Maksudnya kita benar-benar harus yakin dan mantapkan langkah dalam upaya mencapai ridho Allah SWT. Salah satu buku Ust.Felix yang berjudul "Yuk, Berjilbab!" pun berhasil menjadi salah satu faktor pendorong saya untuk memakai jilbab. Di event #selfie tentunya saya pasti bertemu Ust.Felix, dan itu... menyenangkan. Selain ingin mengambil ilmu darinya dan beberapa pembicara lain memang hal yang ditunggu adalah bisa melihatnya secara langsung, sosok yang cukup berpengaruh, sosok yang selama ini hany...

Desember

"December brings a different atmosphere. It reminds me about struggle and being tough.  It makes me feel that what I leave behind is so precious." - PR Aku mendapat salam hangat dari bulan ini, meskipun suhunya bertolak belakang. Cold windy rainy December. Tahun lalu bulan ini menjadi bulan perjuangan. Selain menghadapi ujian di tahun pertama kuliah, bulan itu aku masih dibuntuti ujian lain yang belum juga pudar. Terima kasih Desember, kau hadirkan banyak masalah, banyak kejadian, dan banyak sosok yang membuatku belajar saat itu. Membuatku mengambil pilihan-pilihan penting. Membuatku begitu sabar, kuat, dan keras, namun sempat membuatku begitu lemah dan hancur pula. Merangkak sendiri menuju puncak, menerjang kerumitan yang... "Ya Tuhan aku bingung, tak tahu harus apa?". Terkejut awalnya, terhempas jauh dan aku sungguh bingung. Tak terlihat oleh banyak orang di luar tapi diriku sungguh memendam dan menyimpan kekacauan. Pertama kalinya aku seperti ini, terasa b...

Yesterday...

meant to me.

Dia Takut Kehilanganmu

"Aku sudah katakan kalau aku cinta, aku ingin kau bertahan, tak pergi. Ku tumpahkan saja semuanya tanpa ragu, tanpa berbisik, kau pasti sudah mendengar teriakanku sejak dulu meskipun aku membisu, kau pasti tahu dalamnya cinta yang ku punya, hingga ku berharap semoga semuanya kau rasa tanpa adanya kata-kata. Jika kau bosan dengan pertanyaan ku yang seolah tak percaya bahwa kau memiliki rasa yang sama... abaikan saja. Itu hanya dampak kekhawatiran dan pemikiranku yang terkadang tiba-tiba kritis dan tak terkendali. Dengan perjalanan kita yang sudah sampai sini, aku tak ingin bersusah payah membuktikan kesetiaan. Kau tahu cinta tak butuh alasan, namun jika pada akhirnya pergi adalah suatu pilihan... itu kebebasanmu. :')" You see? Siapapun yang menjadi tokoh 'Aku' pada kutipan di atas, dia hanya ingin menyampaikan isi hatinya. Mungkin untukmu? Ya, kamu. Dia hanya takut kehilanganmu. --- Tulisan di atas hanya salah satu dari jutaan ungkapan para remaja. Bis...

Everything has Changed (Us)

Pagi ini aku menemukan sebuah buku yang bisa dibilang semacam buku diary, tapi bukan juga. Ini hanya notebook biasa yang isinya juga tak banyak. Hanya berisi tulisan dari beberapa moment yang pernah aku lalui bersamanya, tulisan tentang dia, tentang kami, tentang perasaanku. Salah satu tulisan berhasil membawaku terbang ke tanggal 4 bulan September tahun lalu. Aku dan dia saat itu masih terikat suatu hubungan yang disebut... apa itu namanya? Pacaran? Hehe. Anggap saja seperti itu, dimana rasa suka, cinta, bahkan sayang sepertinya terpancar satu sama lain, memberanikan kami untuk membuat hmm komitmen? Ya anggap saja seperti itu, dimana aku dan dia akan saling menjaga hati, saling berbagi cerita, saling berbagi semangat karena status pacar. Namun kami tidak seperti kebanyakan pasangan, kami berbeda, kurasa. Entah memang genre pacaran kami yang seperti ini atau karena salah satu dari kami memiliki karakter yang berbeda? Atau karena kami bertemu maka semuanya memang menjadi beda? Tidak se...

Note

Tidak semua tulisan itu adalah "AKU". Terkadang aku harus menjadi orang lain untuk bercerita. You know my name, not my stories.

We Are In The Same Earth, Same Love.

Gambar
WE ARE IN THE SAME EARTH, SAME LOVE Awan “Aku awan. Di atas langit biru. Jauh darimu. Garis bumi memisahkan kita, menahanku. Kita tak pernah bersentuhan.  Namun dari sekian banyak bunga yang bermekaran di bawahku, mataku melihat bahwa kau yang terindah. Membuatku betah menaungimu hingga angin  pun tak bisa memindahkanku. Ingin ku mendekat namun tak kuasa, batasan itu membuatku ragu untuk berani. Aku tak bisa mencium kelopakmu atau memeluk dedaunanmu. Namun percayalah, aku tetap tinggal di atasmu. Saat kau kering, ku biarkan sang kelabu menutup raga ini, ku teteskan air mataku untuk menyegarkanmu kembali. Ya, lewat hujan aku berbicara. Saat kau layu, ku ajak pelangi untuk membuatmu tegak kembali menatap warna-warni dunia dan agar kau berhenti merunduk. Kau terlalu cantik untuk bersedih.  Ya, lewat pelangi aku berbicara. Tak bosan pula ku temui mentari agar selalu menyinarimu, membuat hari-harimu bersinar, cerah. Ya, lewat mentari pula aku berbicara. Dari ata...

Setiap Orang Punya

Aku B. Kata C, kenapa harus dan masih A? Ada D yang sudah lama menunggu, memperhatikan, dan memperdulikanku sejak lama. Kata C juga, D tahu B ingin bersama A, D cinta pada B namun apa daya realita bertolak belakang dengan mimpinya. Kata C lagi, namun D begitu tulus sehingga dia mampu mengubur sakitnya demi B bahagia bersama A, asal B bahagia. :) Sekarang C mungkin memiliki banyak pendukung, huruf-huruf lain yang beranggapan sama dengan C. Kau bisa ambil sebuah inti? Hmm, padahal aku tahu C tertawan hatinya oleh E, namun apa daya realita bertolak belakang dengan mimpinya. E menginginkan F. Kabar buruknya, F menginginkan G. Lebih parahnya G mengharapkan H. Ku rasa begitu seterusnya. Terkadang lucu tapi benar adanya cerita macam ini. Kami semua sama-sama punya satu huruf favorit yang merupakan inisial nama seseorang yang kami cinta. Nama yang berhasil buat kami jatuh bangun. Nama yang berhasil memunculkan banyak angan. Nama yang berhasil mematahkan hati dan sayap-sayap ini. Nama yang...

I Do Not Know. Him?

Cinta. Dengan usia segini (19), terlalu muda atau sudah waktunya? Waktunya untuk membahas tentang cinta tanpa kaku bahkan memikirkan tentang cinta sejati, atau... harusnya lebih dewasa tanpa peduli dengan basa basi cinta karena yakin cinta akan datang pada waktunya? Fokus pada study atau karir yang sedang dijalani, serta pada target-target hidup yang ingin dicapai.  Tapi jujur saja, 19 tahun hidup di dunia rasanya tidak mungkin kalau belum mengenal istilah cinta. Dalam postingan ini mungkin cinta yang dibicarakan akan keluar dari garis cinta hakiki pada Tuhan, cinta kasih pada kedua orang tua, keluarga, sahabat, atau sejenisnya, melainkan tentang cinta yang dijadikan salah satu bab favorit dalam kehidupan remaja. Iya, cinta pada 'dia'. Dia siapa? Dia. Dia yang hadir dalam hidup kita pun bukan tanpa sengaja Tuhan pertemukan dengan kita. Dia, menjadi salah satu pelengkap hidup yang memberikan banyak cerita baru. Sadar atau tidak sebenarnya dia memberikan peranan penting ...

Belajar dari Supir Angkot

Kalau kita mau belajar, ga selalu harus di dalem kelas atau terpaku di depan meja belajar. Apalagi belajar tentang kehidupan. Ga bisa kalau cuma baca teori-teori dan pengalaman orang lewat tulisan. Yang kita perlu adalah buat pengalaman nyata sendiri, dan keluar. Keluar dari kotak aman kita dan lihat dunia luar. Betapa keras dan luar biasa kehidupan di luar sana. Cuma yang beriman dan mau bekerja keras yang mampu bertahan. Pagi ini saya sempet ngobrol sama supir angkot waktu mau pergi ke kampus (salah satu kampus swasta di Depok sebut saja Univ. Gunadarma atau Gundar :D), sambil nunggu penumpang yang lain alias ngetem dan karena saya penumpang yang duduknya paling deket sama pak supir #eciee *di belakang dia maksudnya*. Dia yang mulai percakapan. Awalnya dia cuma nanya kenapa hari Sabtu kampus sepi ga kaya hari-hari biasanya? Saya jawab mungkin karena Sabtu banyak yang ga dapet jadwal ngampus. Kemudian dia lanjut nanya-nanya, jurusan dan asal saya, serta serba-serbi kampus Gundar sek...