Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Membunuh Sore

Membunuh Sore             Apa kabar langit biru? Nampaknya sore ini kau sedang bersedih. Kau merubah warnamu menjadi lebih kelabu dan menjatuhkan titik-titik air itu lagi. Ku lihat jam tanganku, sekarang sudah pukul 4 lebih 30 menit. Air hujan membasahi halaman kampus. Alasan kedua selain mengerjakan tugas untuk berteduh dan stay di salah satu gajebo kampus. Suara kereta yang berlalu lalang dan keramaian di stasiun yang letaknya di samping kampus pun ikut menemani sore kami selain suara petir yang menyambar.             Sudah dua bulan lebih aku tinggal di kota ini, begitu juga dengan teman-temanku yang memilih untuk   tinggal di sebuah indekos. Merantau dari Kota yang dekat dengan Depok, yaitu Bogor. Sepertinya jarak ini bukan masalah besar, hanya butuh waktu sekitar 15 s/d. 20 menit untuk mencapai Stasiun Bogor dari Stasiun samping kampus ini. Namun permasalah...

Short Story: Seseorang yang Lain

Toko buku yang letaknya tidak jauh dari rumahku adalah tempat favoritku. Dan sekarang aku berada di dalamnya. Aku sudah membawa beberapa buku untuk aku serahkan ke kasir, namun… “BRUCK!” seseorang dari arah berlawanan menabrakku, pasti dia tidak sengaja menjatuhkan buku-buku ini.             “Maaf, aku gak sengaja. Sini biar aku aja yang beresin.” Laki-laki itu merapikan bukuku yang berantakan di lantai, kemudian membantuku membawakannya ke kasir. Sepertinya ia sedang buru-buru. Sebelum meninggalkanku ia kembali meminta maaf dan memberikan senyum yang manis. Aku tak sempat mengucapkan terima kasih.             Sesampainya di rumah wajah laki-laki yang menabrakku tadi menghiasi soreku. Sepertinya aku pernah melihat dia, tapi dimana? Pertemuan singkat tadi membuatku merasakan hal yang berbeda. Senyumnya manis sekali. Bagaimana mungkin aku suka pada seseorang secepat itu...

I'm not The One

Saat aku bertanya pada diriku sendiri "Siapkah aku menyerah?", aku selalu berkata, biarkan waktu yang menjawab, biarkan waktu memberi kesempatan, karena sesungguhnya aku tak siap. Aku berharap waktu berputar membawa perubahan baik untukku dan dia. Teringat semua perkataan dan janjinya yang berhasil membuatku yakin, membuatku jatuh terlalu dalam, membuatku sangat tulus, dan menjaga kesetiaan itu. Aku percaya dia ada disana, menatapku. Namun apalah arti kebersamaan, cerita, dan mimpi yang kami rangkai selama ini? Semua itu lenyap sesaat. Karena salah satu dari kami mempunyai mimpi baru. Bukan aku. Nampaknya dia ingin berhenti merangkai mimpi denganku lagi, dan aku tidak bisa memaksanya. Aku tak punya kuasa. Hati tak bisa dipaksa oleh siapapun, oleh apapun. Banyak hal yang telah menamparku, kencang sekali. Tamparan itu terasa sakit, namun aku tak pernah menghindar. Mungkin aku masih ingin berpura-pura tegar disini, berafirmasi bahwa aku mampu bertahan dan kelak dia akan...